Wednesday, June 14, 2006

Stiker

Stiker memang tempelan. Ia melekat pada permukaan sesuatu, ia sering dipakai untuk menjelaskan, melambangkan, atau hanya menjadi sekedar kesenangan, dengan desain dan warna-warna juga kata-kata yang menarik. Tapi stiker tak bisa lebih dari itu, apalagi ketika ia mencoba mengungkapkan sesuatu yang tak bisa diukur dan ditimbang: keyakinan.

Belakangan ini banyak sekali yang memasang stiker di pantat mobilnya: “Islam The Only Way” atau lain waktu “Hindu Way of Life” atau “Christ Inside” dengan beragam bentuk dan warna-warna terang. Stiker-stiker itu menjadi identitas yang melambangkan si empunya mobil, sebuah siar kepada para pengguna jalan yang kebetulan berada di belakang mobil tadi dan sempat membaca tentang keyakinan (atau mungkin harapan) si pemilik kendaraan.

Tak ada yang salah dengan stiker-stiker yang ditempel di pantat mobil; asal tak ada yang tersinggung lalu menabrak dari belakang. Namun ada sebuah pertanyaan yang menggelitik saya: apakah agama—sekarang-sekarang ini—bernasib tak jauh dari sebuah stiker kecil nan manis... sebuah tempelan semata?

Seperti kodrat sebuah stiker yang sifatnya visual, agama lebih sering dibawa-bawa sebagai simbol yang cuma konsumsi mata. Ini terjadi di mana-mana; di demonstrasi-demonstrasi dan—kadang-kadang—di antara mereka yang berteriak-teriak marah, di televisi-televisi.. di mana-mana.

Bahwa mereka yang beragama adalah mereka yang memakai jubah, menjaga cambang dan janggut, yang tak pernah abai menyisihkan waktu untuk beribadah, membolak-balik lembaran buku agama, dan mereka dengan tasbih menghiasi tangan... semua yang bisa ditangkap mata, semua yang sifatnya luaran. Kalau sudah melakukan semua itu, kita aman, kita sudah beragama.. tak peduli apakah sesaat kemudian kita mencuri, atau merobek-robek persatuan bangsa, atau melempari rumah orang lain dengan batu karena agamanya tidak sama dengan agama kita, atau... sesederhana tak melakukan apa-apa.

Andai sebuah stiker bisa mengubah segalanya: mengubah krisis yang panjang jadi kemajuan, mengubah yang salah jadi benar, mengubah yang kafir menjadi beriman, mengubah si bodoh menjadi jenius, membikin si buruk rupa menjadi ikon kecantikan, membuat yang memasangnya masuk surga... oh andai itu ada.. aku pun mau menempel banyak-banyak—tak hanya pantat mobil—tapi kalau perlu seluruh badan ini ku tempeli dengan stiker.

1 Comments:

Blogger Gagah Putera Arifianto said...

Wiiih....keren banget.....dan bener banget!!! Gila....ajarin dong nulis kayak gini ^_^

9:06 PM  

Post a Comment

<< Home